Powered By Blogger

Sabtu, 12 November 2011

pendekatan ordinal


 khoirul mutholibin

Perilaku Konsumen
Adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan
pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
*      Dua wujud konsumen, yaitu:
1.      Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
2.      Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.
*      Pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi  suatu barang dibagi menjadi 2, yaitu:
1.      Pendekatan Kardinal
2.      Pendekatan Ordinal
2.1.1 Pendekatan Kardinal
Konsumen bersikap rasional dengan anggaran yang tersedia, konsumen berusaha memaksimalkan kepuasan totalnya dari barang yang dikonsumsinya.
2.1.2 Pendekatan Odinal
Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent. Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu barang dengan barang yang lain, lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut. Contoh penggunaan metode ordinal antara lain dalam suatu lomba atau kejuaraan, pengukuran indeks prestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatatif misalnya bagus, sangat bagus, paling bagus.
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal, asumsi dasar seorang konsumen adalah :
a)      Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya
b)      Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering
c)      Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya.

Pendekatan ordinal membutuhkan tolok ukur pembanding yang disebut dengan indeferent kurve. Kurva Indeferent adalah Kurva yang menghubungkan titik – titik kombinasi 2 macam barang yang ingin dikonsumsi oleh seorang individu pada tingkat kepuasan yang sama.
Ciri – ciri kurva Indiferent:
1.      Berlereng/ slope negatif. Hal ini menunjukkan apabila dia ingin mengkonsumsi barang X lebih banyak maka harus mengorbankan konsumsi terhadap barang Y.
2.      Cembung ke titik Origin ( Convex ) . Derajat penggantian antar barang konsumsi semakin menurun. Hal ini masih berkaitan dengan hukum Gossen, di mana apabila pada titik tertentu semakin banyak mengkonsumsi barang X akan mengakibatkan kehilangan atas barang X tidak begitu berarti dan sebaliknya atas barang Y.
3.      Tidak saling berpotongan. Ini berakitan dengan asumsi bahwa masing – masing kurva indiferent menunjukkan tingkat kepuasan yang sama. Dengan pengertian apabila A = B dan A = C maka otomatis C = B padahal yang terjadi tidak demikian.
4.      Semakin ke kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi. Ketika kurva bergeser ke kanan akan menunjukkan kombinasi barang X dan Y yang bisa dikonsumsi oleh seseorang semakin banyak. Hal inilah yang menyebabkan semakin bertambahnya kepuasan dengan pergeseran kurva ke kanan.

Pendekatan ini mendasarkan diri pada anggapan bahwa konsumen dapat menyusun rengkeng atau menyatakan bahwa antara dua barang X dan Y  itu barang disukai dari barang Y atau barang X dan Y tidak beda, sama-sama suka (indifferen).
Dari pendekatan ordinal diatas, tidak secara ekslisit menenjukan dengan pendepatan yang terbatas. Kesulitan konsumen melakukan pemilihan membeli, sebab menambahkan pembeliaan satu jenis barang, berarti mengurangi (mengorbankan) pemberian barang lain. Apabila konsumen menambahkan pembelian makanan tertentu frekuensi nonton bioskopnya berkurang (dengan pendapatan tertentu).
Guna mengatasi masalah ini kemudian dikembangankan dua alat analisis yang berupa grafik baru, yang disebut kurva anggaran (budget line) dan kurva indifferensi (indifference curve)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar