Powered By Blogger

Selasa, 02 Juli 2013

pembelajaran dan sikap



A.    PEMBELAJARAN
Nelson dan Quick mendefinisikan belajar sebagai proses yang menghasilkan perubahan pengetahuan atau yang bersifat relative permanen yang bersumberkan dari pengalaman. Hawkins.et al memandang bahwa belajar adalah suatu perubahan yang berlangsung dalam organisasi maupun isi ingatan jangka panjang atau perilaku. Dari dua definisi tersebut bahwa belajar telah berlangsung pada konsumen kalau konsumen mengalami perubahan pengetahuan, dan tidak tahu menjadi tahu atau dari tidak membeli menjadi membeli suatu produk setelah menerima suatu informasi atau sebaliknya.
Empat faktor penting yang mendukung keberhasilan belajar:
1.      Motivasi
merupakan kondisi penting yang harus ada pada individu yang belajar. Motivasi inilah mendorong individu untuk berusaha dan bertindak. Dalam motivasi ini konsumen akan segera bentindak untuk mencari pengetahuan tentang kebutuhan yang akan dicapai, kebutuhan yang ingin dicapai oleh pihak counter adalah kebutuhan yang belum diketahui oleh konsumen maka dari itu konsumen termotivasi terhadap kebutuhannya.
2.      Isyarat (tanda-tanda)
merupakan rangsangan yang memungkinkan individu lebih terarah dalam mengarahkan perilakunya pada motif. Pada isyarat ini pihak konsumen akan mencari informasi yang akan dibutuhkan, misalkan bertanya kepada temen atau langsung bertanya kepada pihak counter. Dengan cara Tanya atau langsung mencari informasi adalah cara yang tepat agar konsumen mengetahui counter yang mana yang memenuhi kebutuhannya.
Seperti halnya dengan pengertian yang kita teleti sebanyak 30 responden terdiri 14 responden yang mencari informasi kepada teman sedangkan 16  responden mengetahu dengan cara mencari informasi langsung kepada pihak counter.  
3.      Respon
reaksi individu terhadap isyarat. Respon yang terjadi sebagai hasil dari proses belajar tidak harus berupa perilaku yang dapat diamati (tampak), tetapi juga yang tidak tampak.
Setelah konsumen mendapat informasi yang dibutuhakan, konsumen akan merespon, apakah responnya dengan langsung ke pihak counter atau hanya sekedar respon saja tidak melakukan tindakan.
4.      Pengukuhan
segala sesuatu yang diberikan kepada individu yang belajar intuk memperkokoh respon yang sudah terbentuk. Setelah konsumen merespon dengan pikirannya sendiri, konsumen akan melakukan tindakan yang  dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Misalkan apabila konsumen akan melakukan service maka, konsumen akan melakukan tindakan terutama pergi ke konetr yang melayani service HP, seprti contohnya KA Cell, dimana counter tersebut hanya melayani service Hp saja, KA Cell tidak bisa melayani selain service misalkan saja jual beli pulsa atau pun yang lainnya. Konsumen akan melakukan tindakan kea rah KA cell karena sudah tentu KA cell lah yang hanya melakukan service HP. 

B.     SIKAP
Sikap (attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan (belief) dan perilaku (behaviur)[1]
Teori tiga komponen sikap yaitu :
1.      Komponen Kognitif
Komponen kognitif berkenaan dengan hal-hal yang diketahui individu atau pengalaman individu baik yang sifatnya langsung atau tidak langsung dengan obyek sikap.
2.      Komponen Afektif
Komponen afektif berkenaan dengan perasaan dan emosi konsumen mengenai obyek sikap, bisa beragam ekspresinya mulai sangat tidak suka sampai sangat suka.
3.      Komponen Konatif
Komponen konatif berkenaan dengan predisposisi atau kecenderungan individu untuk melakukan suatu tindakan dengan obyek sikap, jadi komponen konatif ini baru sebatas keinginan belum tindakan nyata.
Jika counter yang jadi obyek penelitian dalam analisis prilaku konsumen, maka komponen kognitif yang perlu ditanyakan ialah tentang pengetahuan para konsumen terhadap obyek (counter) yang dituju, entah itu pengetahuan konsumen terhadap obyek dari keluarga, teman, dan pengalamannya konsumen itu sendiri.
Komponen afektif dalam obyek counter yaitu kelanjutan dari komponen kognitif yaitu perasaan yang menyelimuti konsumen terhadap obyek. Untuk mengetahui komponen afektif kita harus menganalisis perasaan konsumen terhadap counter tersebut apakah puas jika membeli sesuatu di counter itu. Bisa juga pada masalah pelayanan di conter tersebut berpengaruh pada kepuasan konsumen.


[1] Ujang,Sumarwan.Perilaku Konsumen.(Bogor:Ghalia Indonesia.2002).hal 135

Tidak ada komentar:

Posting Komentar