ASPEK
KEUANGAN
A.
Rencana Kebutuhan Dana
a. Modal sendiri Rp 100.000.000
b. Dana cadangan umum Rp 30.854.122
Jadi jumlah modal =
Rp. 130.854.122
B.
Proyeksi Keuangan
a. Aktiva tetap
o Computer Rp
10.167.480,00
o Kipas angin Rp 249.000,00
o Almari arsip Rp 1.439.800,00
o Bill counter (BC) Rp 3.614.000,00
o Air conditioner (AC) Rp 2.460.000,00
o Printer Rp 879.500,00
o Hand phone (HP) Rp 365.000,00
o Cash box (CB) Rp 196.900,00
o Akm.peny.komputer Rp (3.030.166,00)
o Akm.peny.kipas angin Rp (58.100,00)
o Akm.peny.alm.arsip Rp (300.066,00)
o Akm.peny.BC Rp (802.230,00)
o
Akm.peny.AC Rp (328.000,00) +
Jumlah
aktiva tetap Rp
14.907.118,00
b. Aktiva lancar
o Kas Rp 115.564.317,90
o Di bank lain Rp 968.321.301,79
o Investasi bms trade Rp 4.000.000,00
o Piutang mudharabah Rp
4.043.172.262,30
o Margin yang ditangguhkan Rp (963.274.392,60)
o Qardh Rp 1.930.235,00 +
Jumlah
aktiva lancar Rp
4.169.713.724,00
Total
aktiva Rp
4.184.620.842,00
a. Proyeksi rugi/laba
Suatu laporan yng menunjukan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya
dari suatu yunit usaha untuk periode tertentu. Selisih antara pendapatan dan
biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan.[1]
Rugi /
laba = pendapatan – biaya +
laba – zakat
= Rp605.681.951,97 – Rp410.558.887,35 –
R195.229.668,62 - Rp4.880.741,72
Laba
bersih = Rp 190.242.322,90
Pada tingkat laba rugi menunjukan bahwa pendapatan lebih besar dari
pada biaya dan zakat. Ini menunjukan bahwa Bank BMS mendapatkan keuntungan
selama periode 1 tahun didalam operasionalnya.
Hal
tersebut menunjukan bahwa BMS sudah layak jika dalam aspek keuangan, karena
didalam operasionala BMS sudah mendatang laba yang sebesar = Rp 190.242.322,90,
dan apabila BMS tidak mendapatkan laba atau rugi, dalam aspek keuangan
operasional BMS kurang baik. Dan harus dibenahi.
b. Perhitungan kelayakan usaha
EAT digunakan untuk mengetuhi
pendapatan setelah pajak/ zakat.
Pendapatan RP.
605.681.981.98
Total biaya Rp.
410.558.887,35
Penyusutan Rp. 10.904.510,18
EBT Rp.
184.218,554,4
Zakat 2,5 % Rp. 4.604.463,8
EAT Rp.
179.613.096,6
c.
PP Merupakan teknik penilaian terhadap jangkah waktu pengambilan
investasi suatu proyek atau usaha perhitungan ini dapat dilihat dari
perhitungan kas bersih yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan
penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan.[2]
46,8 bulan atau 3
tahun
d.
ARR Merupakan cara mengukur rata-rata pengambilan pendapatan membandingkan antara rata-rata laba sebelum
pajak dengan rata-rata investasi. [3]
Rp.
65.427.061,05
22,8 %
dibulatkan menjadi 23 %
[1]
Berlian,Inge.DKK.Manajemen Keuangan.(Jakarta:Linterata Lintas
Media.2003).hal19
[2]Kasmir,DKK.Studi
Kelayakan Bisnis.(Jakarta:Kencana Prenada Media Group. 2010). 98
[3]
Kasmir,DKK.Studi Kelayakan Bisnis.(Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
2010). 99
[1]
Baridwan,Zaki.Intermediat Accounting.(Yogyakarta:BPFE- Yogyakarta.2004
).hal19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar