A.
Mendiskripkan
Pelatihan dan Perkembangan
Pelatihan
dan perkembangan (training and development) adalah jantung dari upaya
berkelanjutan untuk meningkatkan kopetensi karyawan dan kinerja organisasi.
Pelatihan member para pembelajaran pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan
untuk pekerjaan mereka saat ini. Pelatihan dalam bukunya nitisamito(1996),
mengatakan suatu kegiatan yang bermaksud untuk memperbaiki dan mengembangkan
sikap, tingkah laku, keterampilan, dan pengetahuan dari kariawan sesuai dengan
keinginan perusahaan. Menunjukan kepada para karyawan cara mengomperasikan
gerinda atau kepada supervisor cara menjadwalkan produksi harian merupakan
contoh contoh pelatihan.
Di
sisi lain pengembangan melibatkan
pembelajaran yang melampaui pekerjaan saat ini dan memiliki fokus lebih jangkan
panjang. Pengembangan mempersiapkan para karyawan untuk tetap sejalan dengan
perubahan dan pertumbuhan organisasi. Dengan demikian, pelatihan dan
pengembangan yang dimaksud adalah pengertian yang luas, tidak terbatas hanya
usaha untuk mengembangkan ketrampilan semata-mata.
B.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pelatihan dan pengembangan
Ø Faktor yang mendukung pelatihan dan pengembangan
1.
Dukungan
manajemen puncak
Agar
program-program pelatihan dan pengembangan berhasil, dibutuhkan dukungan
kepemimpinan dari atas. Tanpa dukungan menajemen puncak . program pelatihan dan
pengembangan tidak akan berhasil, cara paling efektif untuk mencapai kesuksesan
adalah cara eksekutif harus aktif mengambil bagian dalam pelatihan dan
pengembangan sumber-sumber daya yang dibutuhkan.
2.
Komitmen
para spesialis dan generalis
Disamping
manajemen puncak, seluruh manajer, apakah spesialis ataupun generalis, harus
berkomitmen pada dan terlihat dala proses pelatihan dan perkembangan. Dan
tanggung jawab untuk pelatihan dan pengembangan melekat pada para manajer lini,
dari mulai presiden dan chairman of the board ke bawah. Para profesional
pelatihan dan pengembangan semata-mata hanya memberikan keahlihan teknis.
3.
Kemajuan
teknologi
Mungkin
tidak ada faktor lain teknologi yang memberi pengaruh lebih besar pada pelatiha
dan perkembangan. Computer dan internet khususnya, secar dramatis mempengaruhi
berjalannya fungsi-fungsi bisnis. Teknologi telah memainkan peran besar dalam
mengubah cara pengetahuan yang disampaikan kepada para karyawan, dan perubahan
ini terus berlanjut.
4.
Kompleksitas
organisasi
Struktur
organisasi yang lebih datar karena lebih sedikit level manajerial tampaknya
membuat lebih sederhana pengaturan orang-orang dan tugas-tugas. Namun hal
tersebut tidak demikian. Tugas induvidu dan tim sangat diperluas dan dipercaya.
Akibatnya adaalah para karyawan menghabiskan banyak waktu dalam pekerjaan dan
menjalankan tugas-tugas yang lebih komplek dari yang pernah yang dikerjakan
sebelumnya. Disamping itu, interaksi-interaksi antara orang-orang dan
kelompok-kelompok menjadi lebih rumit. Rantai komando tradisional. Yang
memberikan rasa stabil dengan mengorbankan efesien, sudah dianggap ketinggalan
dalam banyak organisasi modern. Dalam tahun-tahun terakhir ini, perubahan yang
semakin cepat dalam teknologi, produksi, sistem dan metode talah memberikan
pengaruh signifikan pada persyaratan-persyaratan kerja. Dengan demikian, para
karyawan sukses secara terus-menerus meningkatkan ketrampilan mereka dan
mengembangkan sikap yang memungkinkan mereka tidak hanya beradaptasi terhadap
perubahan, namun juga menerima dan bahkan mencari perubahan tersebut.banyak
organisasi telah berubah secara dramatis sebagai akibat perampingan, inovasi
teknologi, dan permintaan pelangan akan produk-produk dan jasa-jaya baru yang
lebih baik. Hasil sering kali adalah bahwa lebih sedikit orang yang harus
menjalankan lebih banyak pekerjaan pada level yang lebih kompleks. Para
supervaisor dan karyawan bekerja dalam tim-tim yang mengarahkan diri mereka
sendiri mengambil alih banyak beban kerja yang diwariskan tingkatan manajemen
menengah yang telah dihapuskan. Seluruh perubahan ini diterjemahkan menjadi
kebutuhan yang lebih besar akan pelatihan dan pengembangan.
Ø Faktor kendala pelatihan dan
pengembangan
dalam mengatasi masalah kekurangan
pendidikan dan keterampilan masyarakat umumnya dan tenaga kerja khususnya, maka
perlu diperhatikan beberapa kendala, sebagai berikut;
1.
Biaya
pendidikan baru disediakan 9,5 % dari ABN
Biaya pendidikan yang berasaldari
angaran belanja negara dan masyarakat sangat menentukan berhasilnya sistem
pendidikan dan pelatihan untuk mengangakat mutu pendidikan yang sangat rendah
tersebut,
2.
KEPRES
34 tahun 1972, perlu ditingkatkan koordinasinya
Dalam
KEPRES 34/72 ditegaskan bahwa pendidikan umum ditanggani departemen pendidikan
dan kebudayaan, namun masih banyak kendala dimasyarakat dalam pengaturannya,
misalnya fungsi-fungsi dari Detjen pendidikan luar sekolah, pemuda dan olah
raga dan fungsi-fungsi dari Ditjen Binapetra, masih perlu dimantapkan. Hal yang
lain dan culup memberikan dampak yang serius ialah akademi dan lembaga
pendidikan yang dikelola oleh instansi pemerintah, yang masih perlu dikaji
ulang fungsi-fungsinya, statusnya dan manfaatnya untuk mengisi pasar kerja
dilingkungan sendiri (internal labour market).
3.
Partisipasi
swasta dalam bidang latihan belum memadai
Belum banyak perusahaan-perusahaan
swasta swasta yang terjun kusus dalam bidang pelatihan. Biasanya
perusahaan-perusahaan tersebut memekai tenaga siap pakai. Hal ini terbukti dari
iklan yang mencari tenaga kerja dengan persyaratan bagi orang yang sudah
berpengalaman. Oleh karena itu sering terjadi pembajakan tenaga terampil
diantara perusahaan-perusahaan swasta. Keadaan ini dapat terjadi karena belum
adanya suatu iklim yang bauk bahwa latihan daoat dibisniskan secara iptimal,
seringkali pemerintah mengambil yang mengambil alih untuk diubah sehingga dakam
menyongsong masa depan, pelatihan-pelatihan dapat digalakkan memalui peran swasta.
4.
Harapan
untuk mandiri belum sepenuhnya berkembang
Sementara
ini terdapat suatu pandangan bahwa setiap peserta pelatihan yang telah
menyelesaikan latihannya langsung diharapkan daoat menjadi tenaga yang mandiri.
Hal ini terbukti tidak mungkin, tetapi sulit sepenuhnya berkembang, karena
seorang yang terampil, tidak semata-mata harus memiliki kemampuan teknis tetapi
juga dilengkapai dengan suatu asset pelatihan seperi tergambar pada bagai II di
bawah ini.
Tenaga
kerja terampil membutuhklan tempat kerja baik dalam suatu unit kerja yang ada
hubungan ketanakerjaan, maupun tempat kerja yang ada hubungannya ketanakerjaan
maupun tempat kerja dalam arti fisik. Selain itu untuk seorang yang terampil
perlu alat kerja dan modal kerja untuk mengoperasikan pekerjaannya. Semua
kompinen-komponen tersebut diatas harus merebut pasar.
C.
Proses
pelatihan dan pengembangan\
1.
Menentukan
kebutuhan-kebutuhan spesifikasi dan pengembangan
Langkah pertama dalam proses pelatihan dan pengembangan adalah
menentukan kebutuhan-kebutuhan spesifik pelatihan dan pengembangan. Dalam
lingkungan bisnis yang sangat kompotitif dewasa ini, menjalankan suatu program
hanya karena perusahaan-perusahaan lain menjalankannya akan mendapatkan
masalah. Pendekatan sistematis untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan yang
sebenarnya harus dilakukan.
Kebutuhan-kebutuhan pelatihan dan pengembangan bisa ditentukan
dengan melakukan analisis beberapa level.
Ø Analisis organisasi, dari perseptif organisasi secara menyeluruh, misi-misi,
tujuan-tujuan, dan rencara-rencana stratejik perusahaan dipelajari. Bersama
dengan hasil-hasil perencanaan sumber daya manusia.
Ø Analisis tugas, level analisis berikutnya berfokus pada tugas-tugas
yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan
Ø Analisis orang, menentukan kebutuhan pelatihan induvidu merupakan
level terakhir . pertanyaan-pertanyaan yang relevan adalah. Siapa yang perlu
dilatih? Dan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan jenis apa yang dibutuhkan
para karyawan.
2.
Menetukan
tujuan-tujuan spesifik pelatihan dan pengembangan
Pelatihan dan pengembangan harus memilki tujaun-tujuan yang jelas
dan ringkas seta dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi, tanpa
tujuan-tujuan tersebut. Tidak mungkin merancang program-program pelatihan dan
pengembangan yang bermanfaat. Evaluasi yang bermakna mengenai efektifitas
program juga akan sulit dilaksanakan sebaik-baiknya, perhatikanlah maksud-maksud dan tujuan-tujuan sebuah
program pelatihan yang melibatkan kepatuhan kerja berikut.
Bidang pelatihan: kepatuhan kerja
Maksud :
membekali supervaisor dengan
1.
Pengetahuan
dan nilai mengenai praktik-praktik sumber daya manusia yang konsisten
2.
Sasaran
persyaratan-persyaratan hukum EEO
3.
Ketrampilan
menjalankan hal-hal tersebut
Tujuan: mampu
untuk
1.
Menyebutkan
bidang-bidang kepenyelaian yang dipengaruhi oleh hukum-hukum ketanakerjaan
mengenai dikriminasi.
2.
Mengidentfikasi
tindakan-tindakan yang bisa diterima maupun yang tidak bisa diterima
3.
Menetukan
cara mendapatkan bantuan dalam masalah-masalah peluang kerja setara. Dll
Dalam hal lain juga mnyebutkan bebrapa proses pelatiha dan
pengembangan,
Pertama: Langkah analisis kebutuhan, yaitu mengetahui keterampilan kerja
spesifik yang dibutuhkan, menganalisa keterampilan dan kebutuhan calon yang
akan dilatih, dan mengembangkan pengetahuan khusus yang terukur serta tujuan
perestasi.
Kedua: Merancang instruksi, untuk memutuskan, menyusun, dan menghasilkan isi
program pelatihan, termasuk buku kerja, latihan dan aktivitas.
Ketiga: lagkah validasi, yaitu program pelatihan dengan
menyajiakn kepada beberapa orang yang bisa mewakili.
Keempat: menerapkan program itu, yaitu melatih karyawan yang ditargetkan.
Kelima: Langkah evaluasi dan tindak lanjut, dimana manejemen menilai
keberhasilan atau kegagalan program ini.